Sabtu, 04 Juli 2009

SEKTOR PERTANIAN KBB 2005-2025


KEBIJAKAN dan program pembangunan KBB dalam waktu 20 tahun ke depan harus lebih difokuskan pada pengelolaan potensi lokal yang dimiliki, yakni sektor pertanian, industri kecil dan menengah, sektor perdagangan serta jasa, terutama jasa pariwisata. Keseluruhan potensi lokal tersebut saling berkaitan untuk menopang agrobisnis sebagai core business KBB.Menurut Dr. Dede Mariana, Pemkab Bandung Barat perlu merumuskan arah pembangunan wilayah tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) KBB 2005-2025. Menurutnya, RPJPD penting untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi dengan sangat perlahan, namun dalam jangka panjang efeknya sangat besar, seperti demografi, sumber alam, ekonomi, dan lainnya.

"Perubahan ini tidak terdeteksi kalau periode analisisnya hanya lima tahun, sehingga sangat diperlukan outlook-nya 20 tahun. Karena itu, semua perubahan ini perlu diantisipasi dan dituangkan dalam jangka panjang," ujar Dede. Secara geografis, kabupaten yang sudah berusia 2 tahun itu, memiliki luas wilayah 1.305,67 km2 yang terbagi dalam 15 kecamatan dan 165 desa. Jumlah penduduknya kini mencapai 1.493.238 juta jiwa. Berdasarkan data BPS pada 2007, capaian indeks pembangunan manusia (IPM)-nya, yaitu 70,01 merupakan yang terendah di Jabar. Menurutnya, strategi pencapaian RPJPD tersebut hanya bisa diwujudkan apabila ada komitmen politik pimpinan daerah dan seluruh masyarakat, untuk mengembangkan potensi agrobisnis serta meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kemampuan ekonomi daerah, dalam rangka mendukung prioritas pembangunan.Dalam pandangan Dede, KBB setidaknya memiliki empat modal dasar yang kuat.


Yakni kedudukan KBB yang strategis, berada dekat dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat dan menjadi jalur perlintasan menuju daerah lain di Jabar. Kemudian memiliki sumber daya alam dan sumber energi potensial yang memberikan nilai tambah. Juga sumber daya pariwisata yang cukup memadai, juga karateristik masyarakatnya yang religius, harmonis, bersikap terbuka, dan memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dengan mudah. "Dan, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan potensi daerah, harus terjalin kemitraan antara pengusaha besar dengan industri kecil dan menengah. Serta meningkatkan kapasitas investasi di daerah dan menjalin kerja sama antardaerah," katanya.Untuk strategi ekonomi, yang paling tepat diterapkan, Kodrat Wibowo, Ph.D. menambahkan, dengan mengembangkan ekonomi produktif dan berperikeadilan. Maksudnya, sistem perekonomian yang berdaya saing dan menurunnya tingkat kemiskinan masyarakat dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai."Arah pembangunan tersebut hanya bisa diwujudkan jika didukung pemerintahan yang baik, memelihara kondisi sumber daya alam dan lingkungan, meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, kreatif, dan sehat, meningkatkan perekonomian masyarakat yang berkeadilan dan mengintegrasikan kearifan nilai-nilai agama dan budaya dalam pembangunan," ujarnya. Visi dan misiUntuk pencapaian RPJP tersebut, Lemlit merekomendasikan visi "Cermat" yakni cerdas, maju, agamis, dan sehat.

Cerdas artinya sumber daya aparatur dan masyarakat harus memiki integritas, berpendidikan, berakhlak mulia, dan berdaya saing. Kemudian maju, seluruh komponen warga KBB harus memiliki spirit, komitmen, dan tindakan untuk maju. Agamis, nilai-nilai keberagamaan menjadi landasan bagi kata kebersamaan. Sedangkan sehat, seluruh komponen warga dan lingkungan hidup di KBB berada dalam kondisi terawat, bersih, aman, dan nyaman.Sementara untuk misi, Lemlit merekomendasikan lima poin. Pertama, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Kedua, memelihara kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Kemudian meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, kreatif, dan sehat. Lalu mengintegrasikan kearifan nilai-nilai agama dan budaya dalam pembangunan.Pemaparan yang disampaikan Lemlit Unpad, ternyata mendapat apresiasi dari unsur aparatur pemerintahan KBB. Bahkan Kepala Bappeda, Bambang Subagio meminta agar misi KBB dipublikasikan kepada umum agar mendapat sumbang saran dari elemen masyarakat. ** http://aepsabdullah.blogspot.com

Tidak ada komentar: