Jumat, 24 Juli 2009

majulah desaku tekan pengangguran lawan kemiskinan agar KBB CERMAT 2008-2013



MAJULAH DESAKU BANDUNG BARAT MILIK KITA BERSAMA,TEKAN PENGANGGURAN
LAWAN KEMISKINAN..!!
melalui http://www.bandungbaratonline.com

3 TAHUN NAPAK TILAS PERJUANGAN RAKYAT KBB

3 tahun lamanya sudah usia perjalanan KBB - Kabupaten Bandung Barat (2 Januari 2007-2010), setelah hampir 8 tahun lamanya dipersiapkan oleh para founding-father dari berbagai elemen masyarakat KBB, diantaranya pemerhati dan komunitas komunikasi/jurnalistik. Seiring perjuangan pemekaran, dukungan dan keberpihakan komunitas ini mempercepat penyebaran informasi dalam berbagai media; lintas ruang dan wilayah.

Lahirnya UU.No.12/2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat tanggal. 2 Januari 2007 adalah akhir dari perjuangan dan cita-cita masyarakat KBB yang mencapai 1,4 juta jiwa yang tersebar kedalam 15 Kecamatan dan 165 Desa, Namun ironisnya tingkat kemiskinannya masih mencapai > 30%. Oleh karena itu perjuangan tidak akan berhenti sampai disini, perjuangan harus dilanjutkan tentunya dengan kontek berbeda yaitu perjuangan untuk menisi Pembangunan Daerah otonom Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan Visi / Misi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat ” Bersama Membangun Masyarakat Yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis dan Sehat Berbasis Pada Pengembangan Kawasan Agro Industri Serta Wisata Ramah Lingkungan ”.

Dalam mencapai HUT ke-3 tahun mendatang, hendaknya kita semua lebih konsen dan bekerja-keras khususnya dalam MEMPERCERPAT PEMBANGUNAN DAN INVESTASI DALAM BERBAGAI SEKTOR, dengan prioritas memerangi bersama kemiskinan itu. Banyak cara, sesuai profesi dan komunitas yang ada. Dan, kami, telah memulainya Sejak Juli 2008 lalu melalui media online. Kami sebarkan berbagai informasi tentang KBB melalui media online ( http;//bandungbaratonline.com) ini, kalaupun tampilannya masih sederhana Namun pertanggal 16 Juli 2009 lalu ‘pengunjung-nya telah mencapai lebih dari 10.000 orang.

http://www.BANDUNGBARATONLINE.COM
Media online ini didirikan oleh tokoh pemekaran pembentukan Kab. Bandung Barat (KBB), salah satunya adalah; Ade Ratmadja (Sekretaris Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat-KPKBB), dkk. Media Online ini dibawah naungan YAYASAN HORTIKULTURA INDONESIA No. Akte Notaris: 34/19 Januari 1994. No. SIUP : 684/10-25/SIUP/IX/1999. No.NPWP : 1.723.212.5-421.
Dengan tujuan untuk mengangkat potensi Desa, Kecamatan dan potensi daerah Kab. Bandung Barat ke tingkat Nacional dan Internasional (Go Internasional) .

Sejak diluncurkannya situs Bandungbaratonline, sampai hari ini telah dikunjungi >. 10.000 orang dari sekitar 30 negara; Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

YHI MITRA KERJA DESA SE-KBB
Kami, YHI tidak akan pernah berhenti untuk mengawal cita-cita para pendahulu pasca pemekaran. Karena saat ini kami pun, yang merupakan bagian dari legalisasi produk YAYASAN HORTIKULTURA INDONESIA (YHI); No.Akte Notaris: 34/19 Januari 1994. SIUP: 684/10-25/SIUP/IX/1999 tengah dan telah mengupayakan penyebaran informasi banyak rencana kegiatan di KBB khususnya yang melalui organisasi/manajemen YHI, baik perorangan maupun group, al; YANG TELAH DILAKUKAN, (1). Temu Bisnis & Investasi Kabupaten Bandung Barat thn.2008; Savoy Homan, Bandung. 20 Desember 2008 (2). Sosialisasi Percepatan Pembangunan Sector UKM di KBB melalui gerakan Kemitraan PUKM dengan lembaga terkait ;Bank Indonesia Bandung, Pemkab KBB, Disindag-Koperasi UKM dan Para Kepala Desa (Tgl.13 Juli 2009).

Adapun rencana Kegiatan yang tengah dipersiapkan YHI,al; (1). Forum Dialog Budaya & Investasi Goa Pawon, Go Internasional 2010-2013 (15 Oktober 2009), Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KBB (2). Pilot Proyek Budidaya Pisang Cavendis 1.000 Hektar se-KBB, (3). Festival Pisang; Sarasehan, Pameran, Wisata Rally & Pecah Rekor MURI min.50 cinderamata bahan baku pisang desa se-KBB, dan banyak rencana lagi. Namun tanpa dukungan dan kepedulian semua pihak, semua ini tidak akan maksimal.

Ada 165 desa di KBB yang kaya akan berbagai potensi, namun karena kesibukan dan rutinitas didalamnya banyak yang melupakan bahwa ada cara dan langkah jitu untuk tetap mengupayakan pembangunan dan investasi tanpa harus buang waktu. Dan bersama YHI lah maka hal itu tidak perlu terjadi. Percepat Pembangunan dan Investasi Desa dengan jitu dan biaya murah. Karena juga YHI maupun http://bandungbaratonline.com adalah dari – untuk dan oleh ‘urang’ KBB. Yang sejak awal menjadi bagian dari gerakan pemekaran KBB.

PERCEPATAN PEMBANGUNAN & INVESTASI KBB 2008-2013
Banyak cara dan teori untuk itu, Namun YHI, yang paling terprioritas dimulai dari tingkat desa. Waktunya seluruh potensi desa di KBB meng-ekploitasi dan mensejajarkan dirinya hingga tingkat Internasional, karena kami pun telah siap memfasilitasinya. Juga, seperti yang diamanatkan dalam UU.no.40/1999 tentang PERS; dimana selain menjadi alat control, media proses demokrasi , penyebar informasi, hiburan juga Pers sebagai lembaga ekonomi.

Karena itu pula, kami YHI bersama elemen lainnya mengajak para Kepala Desa, Camat, Kepala Dinas, BUMN/D, swasta dan lainnya untuk bersama kami merealisasikan rencana tersebut.

Desa – desa di KBB sebagai kekuatan pembangunan terdepan dalam suatu wilayah adalah prioritas kami. Karena ‘mereka mempunyai otonom/otoritas dalam membangun desanya sendiri, jika pembangunan berjalan baik maka kesejahteraan rakyat desa akan mengikutinya. Tentunya dalam membangun desa diperlukan investasi (investor) dari berbagai pihak; internal dan eksternal.

Dengan berpromosi dalam media online kami, http://bandungbaratonline.com akan banyak yang dapat kita lakukan untuk itu kedepan, yang kesemuanya kemudian berujung kepada MINIMALISASI TINGKAT KEMISKINAN WARGA DESA.Mari kita lawan kemiskinan warga desa dengan biaya yang murah.

BIAYA MURAH TEKAN PENGGANGGURAN, MELAWAN KEMISKINAN MELALUI MEDIA ONLINE ( INTERNET).

1.TINGKAT DESA = Dengan hanya membayar iuran Rp.125.000/bulan maka profil desa dengan segala potensinya akan kami tayangkan dalam media ini. Profil desa berisi data; Luas wilayah, jumlah penduduk, jml RW/RT, jml warga miskin, prestasi desa (OR,seni,PKK,dsb), potensi investasi; pertanian, peternakan, UKM,dsb.

2.TINGKAT KECAMATAN =
Rp. 300.000/bulan yang berisi data; Luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah desa, jml warga miskin, prestasi Kecamatan (OR,seni,PKK,dsb), potensi investasi; pertanian, peternakan, UKM,dsb.

3.TINGKAT DINAS,dsb = Rp. 350.000/bulan yang berisi data/berita kegiatan – agenda dinas terkait,dll.

Demikian kami sampaikan, mari kita buktikan kepada rakyat KBB yang telah berjuang memekarkan KBB bahwa kita mampu untuk meneruskan perjuangan mengisi Pembangunan Jangan cepat puas diri , LAWAN KEMISKINAN !! MENUJU KEMAJUAN. --------- Redaksi; Ini bukan mimpi, namun dibutuhkan kebersihan hati dan kesungguhan niat untuk MEMPERCEPAT KEMAKMURAN RAKYAT KBB melalui campur-tangan pihak ke-3 (INVESTOR) dalam dan luar negeri. Informasi detil; ARIEF, 022. 922.71840. ---------------------

SOSIALISASI GERAKAN PUKM UNTUK RAKYAT KBB






---------------------------------------------------------------------------
SOSIALISASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SEKTOR UMKM DI KABUPATEN BANDUNG BARAT MELALUI GERAKAN KEMITRAAN PUKM DENGAN LEMBAGA TERKAIT . FAJAR MULYA LESTARI LEMBAGA PUKM DI KAB.BANDUNG BARAT(PUSAT PELAYANAN PENDAMPINGAN UMKM) MITRA P3UKM. Senin, 13 Juli 2009. Wisma Ciremai, PN Kertas Padalarang, Bandung Barat.
------------------ Para Petani,para buruh, para pemuda dan seluruh rakyat / masyarakat di KBB, inilah bukti kami berpihak kepada anda semua; dengan program kongkrit meningkatkan kemakmuran dan kesejahtraan melalui program ini; maka manfaatkan dengan sebaik-baiknya; karena inilah salah satu bentuk dan hasil perjuangan para 'PEJUANG PEMEKARAN' sejak 8 tahun lalu;


LATAR-BELAKANG KEGIATAN


=UUD 1945 PASAL 33 , BAB XIV KESEJAHTERAAN SOSIAL ,AYAT 1,2 & 3; (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

=UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 20 TAHUN 2008, TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH; Yang secara garis besarnya mengamanatkan terciptanya pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi melalui UMKM dalm menciptakan pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penyerapan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, jaminan kepastian serta keadilan usaha.

=INPRES NO.6/2007 TENTANG PERBAIKAN INVESTASI; dimana diamanatkan dalam 4 paket kebijakan bidang perekonomian salah satunya melalui pemberdayaan UMKM sebagai sector riil yang selama ini dianggap masih jalan ditempat.Serta harapan agar dengan Inpres ini akan banyak melakukan penyerapan lapangan pekerjaan, meminimalkan angka kemiskinan.

Keempat paket tersebut meliputi perbaikan iklim investasi, reformasi sektor keuangan, percepatan pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan UMKM. Paket ini merupakan kelanjutan dari Inpres Nomor 3 Tahun 2006 tentang paket kebijakan perbaikan iklim investasi yang dirasa telah diselesaikan dengan baik.


DASAR PEMIKIRAN

Pusat Pengembangan Pendampingan Usaha Kecil dan Menengah (P3UKM) adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Yang mempunyai Visi dan Misi :

VISI – Menjadi Lembaga yang dapat mempercepat hubungan antara PUKM dan UMKM dengan Lembaga Keuangan / Perbankan..
MISI – Menjadikan PUKM sebagai Lembaga yang professional dalam mengembangkan UMKM.

Tujuan:
Meningkatkan produktivitas dan kualitas PUKM sehingga dapat meningkatkan kemampuan akses pelayanan keuangan UMKM dari Lembaga keuangan / Perbankan

=Manfaat :
Bagi Perbankan, dapat dijadikan sumber informasi mengenai PUKM untuk diajak bermitra dalam penyaluran kredit kepada UMKM sehingga dapat mengeliminasi resiko kredit.
Bagi PUKM, dapat menjadi tempat konsultasi mengenai prosedur perkreditan bank.
Bagi UMKM, dapat menjadi sumber inormasi mengenai PUKM yang dapat membantu UMKM akses kepada Perbankan.

=Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jabar tumbuh sebesar 4,22 persen atau mencapai Rp 57,07 triliun pada kuartal pertama tahun 2009 ini. Sementara total kredit perbankan yang berhasil disalurkan sebesar Rp 72,55 triliun atau naik 4,03 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Jumlah UMKM di Prov. Jawa Barat hingga akhir thn 2008 lalu lebih dari 7 juta unit, sedangkan penyerapan kredit melalui P3UKM hanya 2 juta unit dengan nilai Rp.429 milyar

Jumlah UMKM di KBB lebih dari 1.000 unit, namun sampai kuartal I-2009 hanya sekitar 500 unit yang belum mendapat kredit dari Perbankan


MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Menyelenggarakan PROGRAM SOSIALISASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SEKTOR UMKM DI KABUPATEN BANDUNG BARAT MELALUI GERAKAN KEMITRAAN PUKM DENGAN LEMBAGA TERKAIT

Tujuan :
(1). Peluncuran FAJAR MULIA LESTARI (FML) sebagai Lembaga Pendampingan Usaha Kecil dan Menengah (PUKM) di Kab. Bandung Barat yang telah terakreditasi oleh P3UKM Kantor sekretariat Pusat Bank Indonesia Bandung.
(2). Akselerasi Peran kelembagaan PUKM , khususnya FAJAR MULIA LESTARI (FML) sebagai lembaga PUKM di Kab.Bandung Barat yang merupakan mitra kerja P3UKM dalam mendorong meningkatkan para pelaku UMKM untuk berkembang dan maju serta BANKCABEL.

PESERTA YANGHADIR
(1). Wakil Bupati Bandung Barat
(2). P3UKM Sekretariat Pusat Bank Indonesia, Bandung.
(3). Bupati/Wakil Bupati KBB
(4). Dinas Instansi Terkait KBB
(5). Para Camat dan Kepala Desa se-KBB
(6). Mitra lainnya

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari : Senin, tanggal 13 Juli 2009
Waku : Pkl.09.00 - selesai
Tempat : Ruang Aula Pemkab Bandung Barat, Jalan Raya Padalarang, KBB.

SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan
2. Sambutan P3UKM Sekretariat Kantor Pusat BI Bandung.
3. Sambutan Bupati/Wabup KBB
4. Sambutan PUKM Fajar Mulya Lestasri
5. Penandatangan Kemitraan
6. Penutup
------------------------------------------------- informasi selanjutnya, hub; Ade Ratmadja, Hp. 0813.940.37618, Office: JAlan Wangsa niaga Wetan No.6, Kota Baru Parahyangan, BAndung Barat 40552. Email; yayasanhortikultura@yahoo.co.id -----

Selasa, 14 Juli 2009

YAYASAN HORTIKULTURA INDONESIA



LEGALITAS
No. Akte Notaris : 34/19 Januari 1994
No. SIUP : 684/10-25/SIUP/IX/1999
No.NPWP : 1.723.212.5-421

BADAN PENDIRI
Ketua : Drs. Ade Ratmadja
Sekretaris : Dadan Suherlan
Bendahara : Gwenny Thresia Rumawas

BADAN PENGURUS HARIAN YHI
Ketua : Drs. Ade Ratmadja
Wakil Ketua : H. Zaenal Abidin, BcHk
Sekretaris : Arief P. Suwendi, Agus Candra,Sp.
Bendahara : Drs. H . Yans S.Marwan,Msi. Hj. Siti Mulyati
Gen.Manager : M. Nurfadillah

DEWAN PENASEHAT
1. Drs. Edi Hamid, MBA.

STAFF
1. Ir. Linda Yundani
2. Ir. Leni Andriani
3. Drs. Entis Sutisna
4. Hery Sumaryanto,SH
5. Drs. Zaenuddin
6. Denny Quswantara,Skom.

SEKILAS YAYASAN HORTIKULTURA INDONESIA

Yayasan Hortikultura Indonesia (YHI) didirikan tahun 1994 lalu, berkedudukan di Bandung, Jawa Barat. YHI adalah wadah bagi para petani serta pemerhati masalah kemajuan pertanian / peternakan (agribisnis)

VISI
ikut berperan aktif dalam masyarakat, khususnya masyarakat tani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani / peternak (bidang agribisnis).

MISI
membantu program pemerintah dalam bidang pertanian.

AKTIVITAS YHI

1. Penelitian dan pengembangan dari model pertanian yang secara ekonomis tidak merugikan ekobiologis lingkungan

2. Pembuatan pilot proyek Budidaya Paprika sistem Hidroponik sebagai labolatorium teknis yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani binaan dalam mendiskusikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksi unggulan

3. Melayani para petani/peternak dalam konsultasi agribisnis serta meningkatkan kemampuan tekhnik budidaya, manajerial produksi dalam penerapan tekhnologi tepat guna usaha tani

4. Memberdayakan para petani sekaligus menjembantani para petani dalam penerapan tekhnologi tepat guna usaha tani

5. Bekerjasama dengan PT. JORO Bogor (sebuah konsultan pertanian dari Belanda yang ada di Indonesia) sekaligus mitra utama yayasan dalam usaha budidaya Paprika sistem hidroponik yang berlokasi di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong Kab. Bandung.

6. YHI mempunyai pilot proyek budidaya Paprika dengan sistem hidroponik pada areal seluas 10.000 M2 berlokasi di Desa Cigugur Girang, Kec. Parongpong, Kab. Bandung yang panen perdananya diresmikan oleh Bapak Gubernur KDH Tk. I Jawa Barat pada tgl. 2 September 1994, di kecamatan Wado Kabupaten Sumedang seluas 10.000 M2. Sampai saat ini YHI telah membina kelompok-kelompok tani yang ada di Kabupaten Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Majalengka, Subang dan Indramayu.

7. Pilot proyek budidaya paprika sistem hidroponik selalu dimanfaatkan oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta untuk penelitian dan praktek lapangan.

---- BEBERAPA KEGIATAN YANG PERNAH DILAKUKAN YHI; baik secara perorangan maupun kelompok, baik bidang agrobisnis, Media Online maupun Event-Organizer,al;-----

A. BIDANG AGROBISNIS
1. Tahun 1994 menggalang kemitraan dengan PT. JORO Bogor dalam budidaya Paprika sistem hidroponik yang berlokasi di desa Cigugur Girang, Kec. Parongpong, Kabupaten Bandung yang panen perdananya diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, HR. Nuriana pada thn. 1994 dan saat ini hasil paprika komoditas unggulan telah dikirim oleh eksportir PT. Saung Mirwan ke Singapore, Hongkong dan Taiwan.

2. Tahun 1995 membuat pilot proyek pemberdayaan masyarakat tani Cianjur Selatan dalam budidaya buah duren unggulan di atas lahan 3 Ha milik yayasan dan sekarang akan dikembangkan seluas 40 Ha kemitraan dengan masyarakat setempat dengan pilot proyek KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis / Agrowisata)

3. Tahun 1995/1996 menggalang kerjasama kemitraan dengan SPP SPMA Gegerkalong, Bandung dalam budidaya Paprika Sistem Hidroponik yang berlokasi di kebun kampus SPP SPMA Gegerkalong Di Cikole Lembang, Bandung, Jawa Barat.

4. Tahun 1998 menggalang kerjasama dengan perusahaan Prancis yang ada di Indonesia PT. INDOMAC dalam pengembangan budidaya buncis Francis (French Green Beans) dan bermitra dengan para petani dalam budidaya buncis Francis di beberapa daerah di Prov. Jawa Barat,al; Salabintana Sukabumi, Sumedang, Ciamis dan Majalengka.

5. Tahun 1999/2000 menggalang kerjasama kemitraan dengan PT. Harta Insan Mandiri Jakarta dalam mengembangkan jagung hibrida dengan pilot proyek 50 Ha di Sumedang dan Majalengka yang melibatkan petani lokal

6. Pada thn.1999/2000 ditunjuk oleh pemerintah sbg eksekuting agen dalam pengelolaan dan penyaluran KUT kepada para petani di kabupaten Bandung, Cianjur, Sumedang dan Majalengka dgn jumlah dana Rp.7 Milyar

7. Membina kelompok swadaya masyarakat dibidang pertanian dan peternakan di Jabar dan pada thn 2000 mendapat bantuan dana hibah dari UNDP Rp.1,3 Milyar. Khususnya di Kec. Anjatan, Kroya, dan Haurgeulis, Kab.Indramayu, Jawa Barat melalui program Kemitraan Terpadu Budidaya Peternakan Domba Lokal.

8. Tahun 2000/2001 telah menggalang dan membina 400 kelompok swadaya masyarakat di Jawa Barat yang bergerak dalam usaha sub sektor pertanian, peternakan, perikanan dan usaha kecil , dengan melibatkan langsung aktifitas anggota KSM. Dengan jumlah anggota seluruhnya 8.000 orang

9. Tahun 2001 menggalang kemitraan dengan kantor penyuluh pertanian Kabupaten Garut dalam mensosialisasikan program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan petani/peternak . Untuk tahap pertama telah tergalang 110 KSM yang bergerak di sub sektor pertanian /peternakan dan usaha kecil , yang akan terus dibina dan dikembangkan termasuk dalam pencarian permodalan kepada lembaga donor internasional seperti UNDP dan JICA.

2. BIDANG MEDIA ONLINE
http;//bandungbaratonline.blogspot.com -- adalah produk media online, yang telah dipersiapkan 8 tahun lalu, era pemekaran Kab.bandung menjadi KBB.Eksis sejak thn.2008 lalu, menginformasikan ttg apapun seputar KBB.

3. BIDANG EVENT ORGANIZER
>. Tim Support AYO KE BONTANG, KALTIM (PESTA LAUT).16-23 Maret 2002. Joint With Pemkot Bontang,

>. CGI – Counsultative Group Indonesia Meeting & Expo 2002,(Yogyakarta Partnership Meeting Expo 2003). Jogja Expo Center, JEC, DIY. Tgl.19-22 Januari 2003. Support: Ktr.Menkokesra, Ktr.Meneg BUMN, Pemprov DIY, dsb

>. Rakernas Taskin (Pengentasan kemiskinan) Expo 2003, Jogja Expo Center, JEC,DIY. 11-14 Maret 2003. Support: Ktr.Menkokesra, Pemprov DIY,APPSI, APKASI, APEKSI, Perbanas, PRSSNI-
DIY, dsb

>. Seminar Sosialisasi UU.No.28/2002 tentang Bangunan Gedung (Depkimpraswil) di Htl.Patrajasa,Semarang. Tgl.15-17 Juni 2004. Dan Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB. Tgl.27-28 September 2004.

>. Pameran internasional “Royal Ratchapruek 2006” Chiangmai, Thailand. Mei-Oktober 2006. Support: Dept. Pertanian.RI.

>. Kongres Nasional Pembangunan Manusia Indonesia 2006 .Support: PT. Dimensi lintasmedia, Jakarta & Ktr. Menkokesra. RI. Jakarta, 10 – 11 November 2006

>. Business Developmen organizer KAMPUNG ARTIS, Cipayung, Jaktim. Maret-Oktober 2008

---- So, YHI memang telah cukup 'kredibel dalam bidang dan profesinya, maka yooo...kita gabung disini, BANGUN DAERAH ANDA, KEMBANGKAN INOVASI & KREATIFITAS ANDA...untuk INDONESIA BANGKIT 2009-2013; melalui sektor Pertanian, Koperasi-UKM, Media Online & Event Organizer. 'yuuu....(@rief/Ade/Yan) ----

---------------- TUTUP ---------------------

Senin, 06 Juli 2009

adi sasono TENTANG PERTANIAN KE-62 THN







Assalamualaikum Wr Wb.

Agenda Dewan Koperasi Indonesia yang mendesak adalah membangun kembali semangat untuk menggerakkan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat. Dalam dinamika perubahan yang mengancam keberadaan ekonomi rakyat, koperasi sebagai wadah kolektif harus segera membangun posisi tawar dan daya saing untuk bergerak maju. Kegagalan bias berarti terjebaknya sector ekonomi rakyat ke dalam keterbelakangan yang permanent.

Kita harus bangkit untuk menjadi bangsa yang berdaulat secara ekonomi maupun politik dan itu hanya bias dicapai dengan jalan kita menggerakkan bagian terbesar kekuatan ekonomi nasional untuk mengatasi kesenjangan social dan ketergantungan asing.

Kita harus mampu mewujudkan pemerataan dan bertekad menjadi "Tuan di Negeri Sendiri".

Wabillahitaufik wal hidayah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Adi Sasono
Ketua Umum

Sederet masalah serius, masih saja membelit rakyat Indonesia. Ketika negeri ini belum pulih benar dari akibat hantaman krisis ekonomi, masalah lain datang silih berganti. Mulai dari melonjaknya harga beras lantaran pasokan yang menipis, kelangkaan pupuk, sampai kenaikan harga bahan baku minyak (BBM) hingga lebih dari 100 persen, karena pemerintah tak kuasa lagi menanggung subsidi dalam jumlah besar. Belum lagi bencana alam, yang terjadi di berbagai daerah, dengan dampak kehancuran dan korban yang tidak kecil.

Jika kita larut meratapi apalagi mengeluhkan semua itu, niscaya bangsa ini akan makin terpuruk. Terlepas dari beragam penyebabnya, munculnya masalah-masalah besar tersebut, mestinya memacu kita untuk bergegas, melakukan berbagai kegiatan konkret secara simultan, dengan semangat kebersamaan yang kental. Tidak ada waktu lagi saling berbeda pendapat, untuk hal-hal yang se¬betulnya kurang perlu.
Dengan kesadaran untuk bergerak cepat dan semangat kebersamaan itulah, Dekopin melancarkan sejumlah program aksi, yang secara konkret berusaha memecahkan berbagai masalah nasional. Dalam mengatasi soal pupuk yang berdampak serius pada ketahanan pangan misalnya, kita mendorong pengembangan pupuk organik (dengan segala keunggulannya dibanding pupuk non-organik), yang pelaksanaannya sudah di lakukan di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat sebagai salah satu lumbung beras nasional.
Sedangkan ancaman krisis energi, yang dampaknya sudah dirasakan rakyat dalam bentuk kenaikan BBM, kita jawab dengan keterlibatan yang jauh dalam pengembangan energi alternatif, khususnya biodiesel berbahan baku jarak pagar.
Ketika terjadi bencana seperti gempa dahsyat yang melanda Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah pada akhir Mei lalu, Dekopin langsung membentuk tim khusus, yang bergerak untuk memberikan bantuan, mulai yang bersifat tanggap darurat sampai upaya recovery ekonomi rakyat.

Di luar itu, masih ada sejumlah program aksi lain, yang juga mempunyai nilai strategis. Mulai dari bidang keuangan, perdagangan, budidaya komoditi unggulan seperti kedele, sampai pengadaan rumah untuk rakyat dan teknologi komunikasi.
Dekopin tidak sendirian menjalankan sejumlah program aksi tersebut. Dalam pelaksanaannya, kita bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Dengan kata lain, kita memanfaatkan jaringan horizontal. Langkah ini memungkinkan setiap program, bisa lebih cepat dieksekusi.
Tentu saja, Dekopin juga terus mengembangkan kegiatan-kegiatan yang sudah dirintis sejak lama, seperti pendidikan anggota koperasi dan membangun jaringan usaha koperasi. Cakupan kegiatan ini, sudah semakin luas, antara lain melibatkan Dekopinwil dan Dekopinda.

Semua program yang dilaksanakan Dekopin, pada akhirnya, akan bermuara pada proses menuju peningkatkan martabat rakyat Indonesia, sebagai bangsa yang mandiri dan merdeka. Kita tidak ingin negeri ini terlalu banyak menadah pada bantuan asing, yang kenyataannya seringkali tidak gratis.
Jika berbagai masalah berat yang secara beruntun menimpa negeri ini dipandang sebagai “ongkos” yang harus dibayar untuk kemajuan bangsa, maka kita tidak boleh memubazirkan “ongkos” tersebut, sehingga kita tidak pernah sampai pada tujuan kemakmuran bersama. Bahkan, sekali lagi, mestinya kita semua bergegas, saling memberikan kontribusi maksimal sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Bagi gerakan koperasi Indonesia, yang pada 12 Juli ini memperingati “Hari Koperasi” yang ke 62, marilah kita jadikan hari bersejarah ini sebagai momen untuk bangkit. Kita kerahkan seluruh energi, sumberdaya dan jaringan, untuk menciptakan pencapaian ekonomi nasional, yang merata dan berkeadilan


Program Aksi DEKOPIN


Untuk mempercepat bangkitnya kembali usaha-usaha koperasi dalam rangka menggerakkan ekonomi rakyat, Dekopin menetapkan program terobosan yang disebut program aksi. Program aksi merupakan program fasilitasi untuk menumbuhkan atau memperbaiki kinerja usaha koperasi terutama dalam bidang:

1. Pengembangan pertanian Organik


Dewasa ini telah mulai dikembangkan Program Pertanian 1.10.1, yakni pengembangan padi organik dengan pemberian input berupa pupuk majemuk non-subsidi dan pupuk bio (organik dan enzim) beserta bibit senilai di bawah Rp 1 juta, dengan harapan terjadi peningkatan produksi sampai 10 ton per hektare dengan sasaran luasan 1 juta hektare dalam tahun 2007. Di sektor pertanian non-pangan, program yang sama sudah pula digerakkan untuk bidang hortikultura.

Program di atas diselenggarakan melalui jaringan yang memadukan unsur organisasi koperasi di tingkat akar rumput, fungsi kepakaran yang memberikan masukan teknologi dan pendampingan manajemen, adanya jaminan pasar di dalam dan luar negeri, serta dukungan pembiayaan.

2. Pengembangan Energi Alternatif


Sesuai dengan kebijakan nasional, dan dalam situasi semakin tidak terjangkaunya harga bahan bakar minyak (BBM) yang bersumber dari minyak bumi/fosil, maka Dekopin mendukung kebijakan yang bertujuan mengembangkan sumber energi nabati yang terbarukan, disamping sumber energi lainnya untuk mengurangi keter-gantungan pada sumber energi tidak terbarukan.

Berbagai produk dari tumbuhan telah dan bisa dikembangkan. Secara khusus gerakan koperasi akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mendukung pengembangan minyak dari biji tanaman jarak (Jatropha cur-cas), khususnya untuk kebutuhan nelayan, angkutan umum, dan menciptakan kemandirian energi di tingkat perdesaan.

Untuk itu, akan diperluas program pembibitan dan penanaman jarak guna mewujudkan ketahanan energi. Dekopin mendukung sasaran penanaman jarak pada sasaran lahan seluas 10 juta-20 juta hektare.

3. Pengembangan Perumahan Koperasi


Kemiskinan ditandai juga dengan buruknya permukiman. Dari kebutuhan rumah sebanyak 1 juta unit setiap tahun, yang dapat dipenuhi dengan program yang ada selama lima tahun terakhir ini hanya sekitar 70 ribu unit rumah per tahun, atau 7%. Dekopin bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah daerah, telah menetapkan sasaran untuk turut mendukung pembangunan perumahan melalui koperasi, yakni sebanyak 200 ribu unit rumah sederhana, sehat dan murah hingga akhir tahun 2007.

4. Pengembangan KSP/USP On Line


Dengan anggota sebanyak 27,5 juta orang yang terdapat dalam sekitar 130,7 ribu unit koperasi saat ini, DEKOPIN sedang membangun jaringan kerja elektronik untuk membangun fungsi kerja sama yang saling mendukung, khususnya dalam kegiatan simpan pinjam, yang menca-kup lebih dari 30 ribu koperasi/unit simpan pinjam koperasi.

5. Pengembangan Peternakan


DEKOPIN memfasilitasi usaha koperasi bidang peternakan melalui kegiatan pembibitan, penggemukan, penyediaan pakan, pembiayaan, pelatihan dan pendi-dikan, serta pemasaran. Untuk peternakan akan dikembangkan sapi potong di 18 provinsi, dan ternak kerbau di 2 provinsi. Di provinsi yang surplus produksi sapi, DEKOPIN mengusahakan izin ekspor untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi.

6. Pengembangan Sistem Distribusi dan Bisnis Eceran Modern


DEKOPIN mendorong pengembangan sistem distribusi dan perkulakan koperasi dengan memanfaatkan jaringan pembelian bersama untuk meningkatkan efisiensi dan modernisasi usaha koperasi yang bergerak di bidang eceran. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama manajemen dan pengadaan barang, dengan pabrikan serta importir untuk membangun Depo Koperasi dan mengembangkan toko eceran koperasi (Kop-mart). Selain itu, DEKOPIN memfasilitasi peremajaan pasar-pasar tradisional yang dilaksanakan sendiri oleh koperasi.

7. Pengembangan backbone Sistem Jaringan Informasi


Program ini akan dilaksanakan untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan on line koperasi seperti kegiatan simpan pinjam, perdagangan, pendidikan dan berbagai aktivitas yang terkait dengan penyediaan sistem informasi.

8. Pengembangan Koperasi Angkutan dan Pelayaran Rakyat


Program ini akan dilaksanakan melalui peremajaan sarana angkutan, perbaikan iklim dan modernisasi armada pelayaran rakyat.(@rief/yhi- from Adisasono)

Sabtu, 04 Juli 2009

YHI DAN ITB mantap lah



Di Jawa Barat, pertanian agribisnis merupakan penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 48 %, dan telah terbukti mampu menampung banyak tenaga kerja sebesar 77 %, Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat, pengembangan pertanian dengan pendekatan sistem dan Usaha Agribisnis ditetapkan sebagai salah satu program utama (core business), Pendekatan ini diharapakan dapat mendukung upaya mempercepat pengembanguan perekonomian regional Jawa Barat yang mempunyai potensi sumber daya yang sangat beragam. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk mewujudkan pengembangan agribisnis di Jawa Barat adalah dengan menggali berbagai potensi yang dimiliki secara spesifik tiap daerah.

Upaya menuju kearah itu dilakukan oleh Lembaga Perguruan Tingi Sekolah Farmasi ITB telah menggalang kerjasama kemitraan dengan Yayasan Hortikultura Indonesia untuk mengembangkan pilot proyek agrowisata tanaman obat yang berlokasi di Desa Cigugurgirang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dengan pola kemitraan terpadu antara lembaga perguruan Tinggi khususnya para peneliti ahli Farmasi ITB, Yayasan Hortikultura Indonesia, serta para petani di Desa Cigugurgirang yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Ketua Yayasan Hortikultura Indonesia (Ade ratmadja ) menjelaskan kepada Bandung Barat Online tujuan program ini adalah untuk mengangkat potensi Desa Cigugurgirang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dimana masyarakat Desa Cigugurgirang mayoritas penduduk 90 % kehidupan mata pencahariannya sebagai petani Sayur mayur serta bunga tanaman hias, sekaligus untuk meningkatkan pendapatan para petani.

Ade menyebut Yayasan Hortikultura Indonesia yang ia pimpin telah berhasil membina petani tradisional di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung Barat menjadi petani berteknologi pada tahun 1993 Yayasan Hortikultura Indonesa telah berhasil menyebarluaskan Budidaya Paprika Sistem Hidroponik dan sampai saat ini Luas lahan para petani yang membudidayakan Paprika dengan sistem hidroponik sudah mencapai 30 Hektar yang tersebar di beberapa pelosok di Kecamatan Parongpong, Lembang, dan Cisarua di Kabupaten Bandung Barat, dan hasil usaha para petani Paprika tersebut telah menjadi Komoditas Eksport. Kerjasama Keitraan terpadu antara Sekolah Farmasi ITB, dengan Yyayasan Hortikultura Indonesia serta para petani di Desa Cigugurgirang dalam pilot proyak budidaya dan agrowisata tanaman obat menurut Ade pada saatnya nanti akan mengangkat Desa Cigugurgirang Sebagai Desa Wisata Agro Di Kabupaten Bandung Barat. (AG.BBonline)

yayasan hortikultura Indonesia NEXT EVENT AT KBB



--------------------------------------------------------


--------- MOHON DUKUNGAN DAN DOA RESTU ANDA SEKALIAN, AMIN YRA -

SEKTOR PERTANIAN KBB 2005-2025


KEBIJAKAN dan program pembangunan KBB dalam waktu 20 tahun ke depan harus lebih difokuskan pada pengelolaan potensi lokal yang dimiliki, yakni sektor pertanian, industri kecil dan menengah, sektor perdagangan serta jasa, terutama jasa pariwisata. Keseluruhan potensi lokal tersebut saling berkaitan untuk menopang agrobisnis sebagai core business KBB.Menurut Dr. Dede Mariana, Pemkab Bandung Barat perlu merumuskan arah pembangunan wilayah tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) KBB 2005-2025. Menurutnya, RPJPD penting untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi dengan sangat perlahan, namun dalam jangka panjang efeknya sangat besar, seperti demografi, sumber alam, ekonomi, dan lainnya.

"Perubahan ini tidak terdeteksi kalau periode analisisnya hanya lima tahun, sehingga sangat diperlukan outlook-nya 20 tahun. Karena itu, semua perubahan ini perlu diantisipasi dan dituangkan dalam jangka panjang," ujar Dede. Secara geografis, kabupaten yang sudah berusia 2 tahun itu, memiliki luas wilayah 1.305,67 km2 yang terbagi dalam 15 kecamatan dan 165 desa. Jumlah penduduknya kini mencapai 1.493.238 juta jiwa. Berdasarkan data BPS pada 2007, capaian indeks pembangunan manusia (IPM)-nya, yaitu 70,01 merupakan yang terendah di Jabar. Menurutnya, strategi pencapaian RPJPD tersebut hanya bisa diwujudkan apabila ada komitmen politik pimpinan daerah dan seluruh masyarakat, untuk mengembangkan potensi agrobisnis serta meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kemampuan ekonomi daerah, dalam rangka mendukung prioritas pembangunan.Dalam pandangan Dede, KBB setidaknya memiliki empat modal dasar yang kuat.


Yakni kedudukan KBB yang strategis, berada dekat dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat dan menjadi jalur perlintasan menuju daerah lain di Jabar. Kemudian memiliki sumber daya alam dan sumber energi potensial yang memberikan nilai tambah. Juga sumber daya pariwisata yang cukup memadai, juga karateristik masyarakatnya yang religius, harmonis, bersikap terbuka, dan memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dengan mudah. "Dan, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan potensi daerah, harus terjalin kemitraan antara pengusaha besar dengan industri kecil dan menengah. Serta meningkatkan kapasitas investasi di daerah dan menjalin kerja sama antardaerah," katanya.Untuk strategi ekonomi, yang paling tepat diterapkan, Kodrat Wibowo, Ph.D. menambahkan, dengan mengembangkan ekonomi produktif dan berperikeadilan. Maksudnya, sistem perekonomian yang berdaya saing dan menurunnya tingkat kemiskinan masyarakat dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai."Arah pembangunan tersebut hanya bisa diwujudkan jika didukung pemerintahan yang baik, memelihara kondisi sumber daya alam dan lingkungan, meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, kreatif, dan sehat, meningkatkan perekonomian masyarakat yang berkeadilan dan mengintegrasikan kearifan nilai-nilai agama dan budaya dalam pembangunan," ujarnya. Visi dan misiUntuk pencapaian RPJP tersebut, Lemlit merekomendasikan visi "Cermat" yakni cerdas, maju, agamis, dan sehat.

Cerdas artinya sumber daya aparatur dan masyarakat harus memiki integritas, berpendidikan, berakhlak mulia, dan berdaya saing. Kemudian maju, seluruh komponen warga KBB harus memiliki spirit, komitmen, dan tindakan untuk maju. Agamis, nilai-nilai keberagamaan menjadi landasan bagi kata kebersamaan. Sedangkan sehat, seluruh komponen warga dan lingkungan hidup di KBB berada dalam kondisi terawat, bersih, aman, dan nyaman.Sementara untuk misi, Lemlit merekomendasikan lima poin. Pertama, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Kedua, memelihara kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Kemudian meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, kreatif, dan sehat. Lalu mengintegrasikan kearifan nilai-nilai agama dan budaya dalam pembangunan.Pemaparan yang disampaikan Lemlit Unpad, ternyata mendapat apresiasi dari unsur aparatur pemerintahan KBB. Bahkan Kepala Bappeda, Bambang Subagio meminta agar misi KBB dipublikasikan kepada umum agar mendapat sumbang saran dari elemen masyarakat. ** http://aepsabdullah.blogspot.com

Agribisnis dan Dunia Pertanian Kita


 
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dunia pertanian kita dari waktu kewaktu tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Ini dipengaruhi oleh poladiregulasi kebijakanpemerintah yang cenderung menduakan sektor ini, di manakebijakan-kebijakan yangditetapkan sering kali tumpang tindih sehingga sangat menyulitkan dalammengimplementasikan di lapangan yangakhirnya berakibat pada lambatnyaperkembangansektor ini.
Dunia pertanian kita hingga saat ini tidak berkembang dan bahkan cenderung ditinggalkan oleh rakyat. Mandeknya sektor pertanian ini berakar pada terlaluberpihaknya pemerintahterhadap sektor industri sejak pertengahan tahun 1980-an.
Pada dekade sebelumnya terjadi peningkatan yang luar biasa pada sektor pertanian.
 
Pemerintah menganggap pembangunan pertanian dapat bergulir atau berjalandengan sendirinya, asumsi ini membuat pemerintah mengacuhkan pertanian dalamstrategipembangunannya.
Sebetulnya hal ini tidak terlepas dari paradigma pembangunan saat ituyang lebihmenekankan pada industrialisasi. Pemerintah mencurahkan perhatiannyapada sektor
industri, yang kemudian diterjemahkan kedalam berbagai kebijakan proteksi yang sistematis, di mana secara sadar atau tidak proteksi ini telahmerapuhkan basispertanian pada tingkat petani.
Selain dari hal tersebut diatas, sebetulnya "fenomena" mengenai kemunduran dunia pertanian kita adalah,


Pertama, petani menganggap sektor pertanian tidaklagi menjadi"primadona" dan tidak menjanjikan. Pendapatan atau penghasilandari sektor pertaniantidak memadai, dimana harga jual sangat rendah sementara biaya produksisangat tinggi.
Sebetulnya hal ini terjadi karena kelemahan kebijakan pemerintah mulai dari penyediaan pupuk, pembelian gabah dan penerapan harga pembelian pemerintah (HPP),
distribusi beras maupun pengelolaan agribisnis. Pada setiap lini baik dari hulu sampai hilar tidak berjalan sistematis sehingga banyak ketimpangan-ketimpangan dalam
mengimplemetasikan kebijakan tersebut. Lingkaran inilah yang membuat sektor pertanian tidak menguntungkan secara ekonomi, karena menimbulkan ekonomi biaya tinggi dalam proses
produksinya.



Kedua,
pemasaran produk (product of marketing) pertanian sangat terbatas, faktor utama dalam pertanian adalah pemasaran, karena saat ini pasar sangat terbatasdalam menerimaproduk hasil pertanian selain itu juga hanya produk-produk tertentu daripertanian bisadiserap pasar.
Kebanyakan petani kita tidak memahami konsep pemasaran produk, sehingga petani kesulitan dalam memasarkan produk-produk pertanian yang akhirnya membuat hargatidak stabil atau
tidak menguntungkan.



Ketiga,
lahan pertanian semakin sempit, selama ini banyak lahan pertanian disulap menjadi lahan industri dan lahan perumahan (realestate). Hal inidisebabkan karenabanyak petani yang menjual lahan pertaniannya karena menganggappertanian sudah tidaklagi bisa menjadi "sandaran" hidup atau tidak lagi menjanjikan.Sehingga petani tergiurkeuntungan sesaat tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi setelahpenjualan tanahtersebut.
Keempat, kurangnya "penelitian" (research) yang dilakukan terhadap pertanian maupun produk pertanian, baik oleh pemerintah maupun institusi-institusiterkait sepertilembaga-lembaga pendidikan tinggi sehingga pertanian berjalan monotondan produkpertanian tidak bervariasi. Ini merupakan problematika mendasar daripola kebijakanpemerintah terhadap dunia pertanian, dimana tidak adanya kebijakanpemerintah yangmerangsang berkembangnya institusi atau lembaga-lembaga penelitianpertanian.
Kelima, kurangnya dukungan "finansial" bagi dunia pertanian,selama ini bank sebagai pemegang otoritas keuangan baik bank pemerintah maupun swasta kurangsekali dalammengucurkan kredit bagi usaha-usaha pertanian sehingga pertanian sulituntuk berkembangkarena kesulitan finansial. Selama pihak perbankan masih belumsepenuhnya percayaterhadap dunia pertanian, maka dengan sendirinya dunia pertanian kitatidak berkembang.
Faktor-faktor tersebut menjadi "fenomena" tersendiri dari dunia pertanian kita, selama ini pertanian dianggap sebagai "anak tiri" oleh pemerintahsehingga belum bisaberkembang dan maju. Pemerintah terlalu berpihak pada sektor industri,kebijakanpemerintah terhadap pertanian sejak tahun 1980-an cenderung terlaludistortif.
Kebijakan-kebijakan inilah yang membuat sektor pertanian tidak berkembang. Untuk itulah
diperlukan "diregulasi" kebijakan pemerintah yang"kondusif" dan "konklusif" untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sektor pertanian.
Pemerintah perlu melakukan integrasi sektor pertanian dalam kebijakan makro agar tidak berat sebelah mendukung sektor industri, selain itu juga pemerintahperlu menyediakansarana dan prasarana (termasuk untuk penelitian). Subsidi tetapdiperlukan namur bukansubsidi sektoral, melainkan subsidi kelompok miskin yang kebanyakanberada dipedesaan.
 
Agribisnis
Ruang lingkup "agribisnis" tidak terlepas dari sektor pertanian, karena agribisnis merupakan langkah "taktis" lanjutan usaha untuk menaikan atau
mengembangkan nilai gunaatau manfaat lebih dari hasil pertanian.
Sektor agribisnis dalam ruang lingkup ekonomi masa kini mencakup berbagai macam usaha komersial, dengan menggunakan kombinasi "heterogen" dari tenagakerja, bahan, modal dan
teknologi. Selain itu juga agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi para petani, dan memasarkan, memproses
serta mendistribusikan produk usaha tani kepada pengguna atau konsumen.


Sektor agribisnis merupakan lahan yang sangat "potensial" bagi pertumbuhan perekonomian nasional, karena sektor ini bisa menyerap banyak tenaga kerja, mulai
dari tingkat petani, produksi maupun tingkat pemasaran. Selama ini sektor agribisnis sangat terpinggirkan oleh sektor industri, karena dianggap sektor yang tidak
"komersial" danbelum "produktif".


Jika kita lihat potensi sumber daya alam kita serta sumber daya manusia,sangat mungkinb agi kita untuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas sektoragribisnis. Coba kitabayangkan berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap liniyang menggerakkansektor ini, mulai dari petani sebagai kegiatan hulu, pekerja sampaitenaga pemasaranproduk.
Hal inilah yang seharusnya menjadi pertimbangan pemerintah untuk memajukan sektor agribisnis. Peningkatan pendapatan ekonomi rakyat sangat mutlakdilakukan, karena halini menunjang kelangsungan hidup rakyat khususnya dan negara padaumumnya.
Peningkatan ekonomi rakyat akan secara "linier" berpengaruh terhadap perekonomian nasional, ketika ekonomi rakyat kuat dan tinggi maka perekonomian negaraakan sangatkuat, karena secara fundamental perekonomian negara ini didukung olehperekonomianrakyat.
Sudah sepantasnya saat ini pemerintah harus berpaling pada sektor agribisnis dan pertanian dalam meningkatkan pendapatan nasional disamping ekspor minyak
bumi dan gas.Karena secara "kuantitatif" sumber daya alam sektor agribisnis sangat melimpah.Selain itu juga secara "kultural" basis ekonomi rakyat Indonesiaadalah pertanianterutama dipedesaan, oleh karena itu arah pembangunan nasional kedepan
haruslahberorientasi pada pembangunan sektor pertanian maupun sektor agribisnis yang lebihmandiri dan "kondusif". Sehingga tercipta iklim yang
konferhensif dan dinamis terhadap perkembangan pertanian dan sektor agribisnis masa depan. Memperkuat basis pertanian dansektor agribisnis akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian rakyatyang selama initerpinggirkan, yang akhirnya berimplikasi terhadap penguatan ekonomi secara nasional
(Yayat Dinar N, Penulis adalah Staf Nuri Lestari Foundation)

KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN MASA DEPAN


Oleh : Drh. H. Cahyan Sofyadi, M.Sc.,MM

Kebijakan otonomi daerah perlu diantisipasi oleh aparat pemerintah daerah, khususnya di kabupaten/kota yang menjadi ujung tombak pembangunan, sehingga kabupaten/kota dapat berbenah diri dalam menggali segala potensi baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Dengan demikian potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Kebanyakan masyarakat yang berada di pedesaan semuanya menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian secara luas kerena memang itulah keahlian mereka yang dapat digunakan untuk mempertahankan kehidupannya. Tidak heran seorang petani selain mengolah sawahnya, mereka juga memelihara ternak misalnya ternak bebek, ayam kampung atau yang sering dikenal ayam buras, ada juga yang memelihara domba, kambing, sapi ataupun kerbau.

Dilain pihak krisis ekonomi yang telah melanda bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, dimana betapa rapuhnya pondasi perekonomian yang tidak dilandasi oleh potensi sumber daya lokal.

Sejauh ini kebijakan pemerintah yang lebih berorentasi pada sistem pertanian konvensional di mana banyak mengandalkan input produksi seperti pupuk organik ataupun pestisida dalam jumlah tinggi untuk memacu target produksi. Dalam kenyataan hal tersebut justru telah memberikan dampak negatif terhadap ekosistem lahan pertanian yang ada sehingga lambat laun akan menurunkan produktivitas pertanian dan akibatnya akan berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataannya sektor pertanian ternyata telah mampu menunjukan ketangguhannya dalam mengahadapi badai krisis.

Negara kita adalah negara agraris, di mana sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian, namun rata-rata kepemilikan penduduk atas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar, terutama di pulau Jawa. Dari kondisi kepemilikan lahan yang sempit ditambah dengan sistem pertanian yang masih mengandalkan input produksi tinggi menyebabkan petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya. Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, meningkatkan pendidikan dan keterampilan apalagi meningkatkan investasinya guna meningkatkan produksi.

Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar yang bijaksana dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem pertanian yang berwawasan ekologis, ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga disebut sustainable mix farming atau mix farming.

Sistem mix-Farming, ini diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dengan sistem ini diharapkan pemberdayaan dan pemanfaatan lahan marginal di seluruh daerah (kabupaten/kota) dapat lebih dioptimalkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam hal kecukupan pangan dengan cara mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi misalnya tanaman pangan pakan dan ternak, juga dapat memanfaatkan hasil samping atau hasil ikutan peternakan seperti kompos (manure), dimana dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan limbah pertaniannya dapat dipakai sebagai pakan ternak.

Sehubungan hal tersebut di atas konsep pertanian masa depan harus dirumuskan secara komprehenship, dimana dapat mengantisipasi berbagai tantangan, seperti pasar global dan otonomi daerah, salah satu model yang dapat mengantisipasi tantangan pasar global adalah pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan (sustainable mixed –farming) dengan berbagai industri peternakan. Bagi masyarakat pedesaan ternak-ternak seperti kerbau, sapi potong, sapi perah, kambing, domba, itik, bebek ataupun ayam buras memilki peranan strategis karena ternak-ternak tersebut dapat digunakan sebagai tabungan hidup, sumber tenaga kerja bagi ternak kerbau dan sapi potong. Ternak juga dapat dipakai sebagai penghasil pupuk organik dimana sangat baik untuk meningkatkan produksi pertanian, selain itu ternak juga dapat dijadikan dalam meningkatkan status sosial.

Dalam presfektif ekonomi makro, peternakan merupakan sumber pangan yang berkualitas, misalnya daging ataupun susu merupakan bahan baku industri pengolahan pangan, di mana dapat menghasilkan abon, dendeng, bakso, sosis, keju, mentega ataupun krim dan juga dapat menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit tanduk ataupun tulang. Jadi dari semua kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian dan peternakan dapat menciptakan lapangan kerja.

Itulah barang kali suatu kajian di mana merupakan tuntutan dari semangat otonomi daerah yang disesuaikan dengan permintaan pasar global sehingga pengembangan sistem pertanian terpadu sangatlah menjanjikan, meskipun tetap harus memperhatikan aspek agro ekosistem wilayah dan sosio kultur masyarakatnya